Meminjam apa yang disampaikan dalam wikipedia, yaitu perbedaan sebagaimana yang dimaksud dalam judul ini dapat diperhatikan dalam kutipan berikut. Teologi Agama-Agama dan Sosiologi Agama Studi sosiologi agama-agama merupakan studi tentang hubungan-hubungan antara agama dan masyarakat serta bentuk-bentuk hubungan yang terjadi.[3] Hal-hal yang menjadi perhatian dari studi ini adalah bagaimana kepercayaan-kepercayaan agama tertentu memengaruhi suatu masyarakat, atau bagaimana kepercayaan agama tertentu memengaruhi pola hubungan dengan umat beragama lain.[3] Dalam bidang ini, yang menjadi objek penelitian adalah aspek manusiawi (imanen), yang mana aspek Ilahi (transendensi) diwujudkan di dalam perilaku manusia sehari-hari.[4] Akan tetapi, hal-hal yang transenden tidak terlalu diperhatikan atau dikesampingkan di dalam studi ini.[4] Teologi agama-agama juga mempelajari aspek manusiawi dan aspek Ilahi di dalam agama-agama.[1] Akan tetapi, teologi agama-agama justru lebih tertarik untuk mempelajari aspek Ilahi yang memengaruhi perilaku sehari-hari, dalam hal ini antara umat Kristen terhadap umat beragama yang lain.[1] Teologi Agama-Agama dan Filsafat Agama Filsafat agama merupakan refleksi filosofis mengenai agama dengan menggunakan metode filsafat secara sistematis dalam menganalisis isi pokok suatu agama, seperti konsep Tuhan, Yang Suci, keselamatan, ibadah, kurban, doa, dan sebagainya.[3][5] Filsafat agama berupaya mencari pembenaran rasional dari gerakan agama tertentu, serta memberi penilaian terhadapnya sehingga bersifat normatif.[3] Teologi agama-agama juga memberikan penilaian seperti filsafat, tetapi di dalam terang iman Kristen yang berupaya menilai agama-agama yang lain, bukan berdasarkan rasionalitas seperti filsafat agama melainkan penyataan Allah.[3] Teologi Agama-Agama Fenomenologi Agama Fenomenologi agama adalah bidang studi yang berupaya melihat kepelbagaian agama secara fenomenologis.[3] Fenomenologis artinya bagaimana pemeluk agama-agama berbicara tentang apa yang mereka yakini dan percayai sejauh dapat diamati (fenomena).[3] Di sini, penilaian oleh pengamat dihindari dan keunikan tiap agama berusaha dipertahankan.[3] Gejala-gejala yang diperbandingkan hanya untuk memperdalam pengertian dari gejala-gejala religius yang dipelajari.[3] Di dalam teologi agama-agama, penilaian terhadap agama lain dari perspektif kekristenan tidak dapat dihindarkan.[1] Akan tetapi, semangat yang mendasarinya bukan semangat konfrontatif, melainkan justru bagaimana umat Kristen dan umat beragama lainnya dapat hidup bersama secara harmonis di dalam konteks kemajemukan agama.[1] Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Teologi_Agama-agama